1.Pengertian Ulul ‘azmi
Ulu al-Azmi
adalah gelar yang diberikan kepada para rasul
yang memiliki kedudukan tinggi/ istimewa karena ketabahan dan kesabaran yang
luar biasa, dalam menyebarkan agama.
Hanya lima rasul yang
mendapatkan julukan ini, dari beberapa rasul yang telah diutus oleh Allah.
Gelar ini adalah gelar tertinggi/istimewa ditingkat para nabi dan rasul.
Tentang gelar ini telah dijelaskan pada Al-Qur'an Surah Al-Ahqaaf ayat 35 dan
Asy-Syuraa ayat 13.
2. Rasul Ulul Azmi
Para Rasul yang
memiliki julukan Ulul Azmi adalah:
1.
Nuh
2.
Ibrahim
3.
Musa
4.
Isa
5.
Muhammad
3. Kriteria Ulu al-Azmi
Ada beberapa kriteria
yang menjadi acuan untuk mendapatkan gelar ini, di antara lain adalah:
1. Memiliki kesabaran
yang tinggi ketika berdakwah
2. Senantiasa memohon
kepada Allah agar tidak menurunkan azab kepada kaumnya
3. Senantiasa berdoa
agar Allah memberi hidayah kepada kaum mereka
1. Kisah Ulu al-Azmi
Nuh
Nabi Nuh as adalah
rasul pertama yang diutus Allah untuk meluruskan akidah dan akhlak umat yang
telah menyimpang jauh dari ajaran yang benar. Kualifikasi Nuh sebagai ulul azmi
di antaranya karena kesabarannya dalam berdakwah dan mendapat hinaan dari kaumnya.
Nuh tanpa menyerah terus menerus mendakwahi keluarga, kerabat dan masyarakat
umum, untuk kembali kejalan yang lurus. Hampir 1000 tahun usianya jumlah umat
yang mengikutinya tidak lebih dari 200 orang. Bahkan istri dan anaknya yang
bernama Kan’an
termasuk penentangnya. Atas kehendak Allah umat Nuh yang membangkang
ditenggelamkan dengan gelombang air bah dan semuanya hancur, kecuali Nuh dan
pengikutnya yang beriman.
Ibrahim
Sejak masih bayi
Ibrahim harus diasingkan ke dalam gua,
yang disebabkan oleh perintah RajaNamrudz untuk membunuh setiap bayi
laki-laki yang baru lahir. Setelah dewasa, ia harus berhadapan dengan raja
dan masyarakat penyembah berhala termasuk kedua orang tuanya yang
pembuat berhala. Bahkan ia harus menerima siksaan yang pedih, yaitu dibakar
hidup-hidup dan diusir dari kampung halamannya. Sudah hampir seratus tahun usia
dan pernikahannya dengan Sarah, ia belum dikaruniai anak hingga
istrinya meminta ia menikahi seorang budak
berkulit hitam bernama Hajar untuk dijadikan istri. Akhirnya
Hajar dapat melahirkan seorang anak yang diberi nama Ismail.
Allah memerintahkan Ibrahim untuk “mengasingkan” istri dan anak yang baru lahir
dan sangat dicintainya itu ke tanah gersang di Makkah.
Karena kesabaran dan kepatuhannya, perintah itu dilaksanakan. Namun, perintah
lebih berat diterima Ibrahim, yaitu harus mengorbankan Ismail yang baru
beranjak remaja. Hal ini pun ia laksanakan, meskipun akhirnya yang disembelih
adalah seekor domba. selain itu ujian Ibrahim yang
lain adalah membangun Ka'bah, membersihkan ka'bah dari
kemusyrikan, menghadapi Raja Namrudz yang zalim.
Musa
Musa termasuk orang
sabar dalam menghadapi dan mendakwahi Firaun.
Selain itu, dia juga mampu untuk bersabar dalam memimpin kaumnya yang sangat
pembangkang. Ketika Musa akan menerima wahyu di Bukit Sinai,
pengikutnya yang dipimpin Samiri menyeleweng dengan menyembah berhalaemas anak sapi. Harun
yang ditugasi mengganti peran Musa, tidak sanggup untuk menghalangi niat mereka,
bahkan ia diancam hendak dibunuh. Tetapi, Musa pernah tidak dapat bersabar
ketika berguru kepada Khidir.
Isa
Banyak hal yang
menunjukkan bahwa Isa memiliki kesabaran dan keteguhan dalam menyampaikan
ajaran Allah. Terutama, ketika Isa sabar menerima cobaan sebagai seorang yang
miskin, pengkhianatan seorang muridnya, Yudas Iskariot, menghadapi fitnah,
penolakan, hendak diusir dan dibunuh oleh kaum Bani Israil. Kehidupan Isa
menggambarkan kezuhudan dan ketaatan dalam beribadah.
“Isa menemui kaumnya
dengan memakai pakaian dari wol. Ia keluar dalam keadaan tidak beralas
kaki sambil menangis serta wajahnya tampak pucat karena kelaparan dan bibirnya
tampak kering karena kehausan. Isa berkata, “Salam kepada kalian wahai Bani
Israil. Aku adalah seseorang yang meletakkan dunia
di tempatnya sesuai dengan izin Allah,
tanpa bermaksud membanggakan diri. Apakah kalian mengetahui di mana rumahku?”
Mereka menjawab: "Di mana rumahmu wahai Ruhullah?" Isa menjawab:
“Rumahku adalah tempat ibadah, wewangianku adalah air,
makananku adalah rasa lapar, pelitaku adalah bulan
di waktu malam dan salat ku di waktu musim dingin
di saat matahari terletak di Timur,
bungaku adalah tanaman-tanaman bumi,
pakaianku terbuat dari wol, syiarku adalah takut kepada Tuhan Yang Maha Mulia,
teman-temanku adalah orang-orang yang fakir, orang-orang yang sakit, dan
orang-orang yang miskin. Aku memasuki waktu pagi
dan aku tidak mendapati sesuatu pun di rumahku begitu juga aku memasuki waktu
sore dan aku tidak menemukan sesuatu pun di rumahku. Aku adalah seseorang yang
jiwanya bersih dan tidak tercemar. Maka siapakah yang lebih kaya daripada aku?”
Muhammad
Sejak kecil sampai
dewasa, Muhammad selalu mengalami masa-masa sulit. Pada usia 6 tahun dia sudah
menjadi yatim piatu.
Setelah dewasa ia harus membantu meringankan beban paman yang merawatnya sejak
kecil.
Tantangan terberat yang
dihadapi adalah setelah diangkatnya menjadi seorang rasul.
Penentangan bukan saja dari orang lain, tetapi juga dari Abu Lahab, pamannya sendiri. Muhammad juga
harus ikut menderita tatkala Bani Hasyim diboikot (diasingkan) di sebuah lembah
dikarenakan dakwahnya.
Tokoh-tokoh Quraisy mempelopori pemboikotan tersebut
yang isinya antara lain melarang berhubungan jual beli, pernikahan, dan
hubungan sosial lainya kepada Bani Hasyim. Pemboikotan yang berjalan sekitar 3
tahun itu dan telah menghabiskan hartanya dan istrinya, Khadijah.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berikan komentar yang membangun...